Seach

Membangun RT/RW NET

Apa itu Rt/RW-Net

Sumber Wikipedia mengatakan:

RT/RW-net


RT/RW-net, secara teknologi, sama (sangat mirip) dengan WARNET. Secara kasat mata, WARNET menyambungkan sekumpulan komputer dalam sebuah ruangan / bangunan untuk di sewakan. RT/RW-net menyambungkan sekumpulan komputer yang tersebar dalam sebuah RT atau RW.

Istilah RT/RW-net

Istilah RT/RW-net pertama kali digunakan sekitar tahun 1996-an oleh para mahasiswa di Universitas Muhammadyah Malang (UMM), seperti Nasar, Muji yang menyambungkan kos-kos-an mereka ke kampus UMM yang tersambung ke jaringan AI3 Indonesia melalui GlobalNet di Malang dengan gateway Internet di ITB. Sambungan antara RT/RW-net di kos-kosan ke UMM dilakukan menggunakan walkie talkie di VHF band 2 meter pada kecepatan 1200bps.

Istilah RT/RW-net diutarakan oleh Bino, waktu itu tahun 1996 masih di GlobalNet, secara bercanda para mahasiswa Malang ini menamakan jaringan mereka RT/RW-net karena memang di sambungkan ke beberapa rumah di sekitar kos-kosan mereka.

Implementasi Awal RT/RW-net

Implementasi yang serius dari RT/RW-net dilakukan pertama kali oleh Michael Sunggiardi di perumahannya di Bogor sekitar tahun 2000-an. Banyak kisah sedih yang diceritakan oleh Michael Sunggiardi karena sulitnya mencari pelanggan di awal 2-3 tahun operasi RT/RW-net-nya. Sebagian besar tetangga beliau pada saat itu tidak merasa butuh akses Internet 24 jam dari rumahnya.

RT/RW-net Michael Sunggiardi sempat menjadi feature di acara e-lifestyle MetroTV.

Michael Sunggiardi banyak menggunakan kabel LAN untuk menyambungkan antar rumah. Karena lebih reliable dan lebih murah di bandingkan dengan menggunakan radio / wireless LAN.






Perkembangan teknologi yang cepat selama beberapa tahun terakhir memungkinkan produk-produk perangkat wireless yang lebih murah namun tetep powerfull.
untuk Server untuk praktis dan simpel ada beberapa pilihan:

1. Router-Operator atau Router+Operator
- Untuk Router-Operator (router sekaligus operator) menggunakan PC yang berfungsi sebagai router dengan menggunakan OS distro linux seperti mikrotik, vyatta, dll
- Untuk Router+Operator, bisa menggunakan PC maupun Routerboard/Cable Router/Router-AP/Modem Router sebagai router, untuk PC router seperti poin di atas, sedangkan untuk Operator bisa menggunakan PC maupun Notebook dengan OS linux, MS Windows, dll dengan fasilitas untuk meremote router.


contoh Cable Router/ Router AP

2. Router-Server Proxy-Operator
- Menggunakan perangkat PC yang berfungsi sebagai router sekaligus server proxy dan operator, misalnya untuk konsumsi daya listrik rendah bisa menggunakan PC intel Atom + Monitor LCD
dengan spesifikasi hardware cukup untuk bekerja sebagai server.
- Media penyimpanan lebih direkomendasikan tidak menggunakan media rotating disk seperti hardisk konvensional, agar relatif lebih awet dan proses baca-tulis relatif lebih cepat, misalnya menggunakan CF atau SSD.
- OS yang digunakan untuk menjadikan Perangkat PC ini sebagai router, server proxy dan Operator direkomendasikan menggunakan distro linux, seperti distro2 besar dengan GUI desktop ataupun distro khusus router seperti distro vyatta, ditambah software web-proxy yang sering digunakan misalnya squid untuk menyimpan cache web agar surfing internet lebih cepat.


contoh di atas, dengan kemampuan PC yang mumpuni bisa digunakan sebagai Router sekaligus Server Proxy sekaligus Operator

3. Router-Server Proxy+Operator atau Router+Server Proxy-Operator
- Untuk router  ataupun router-server proxy menggunakan PC dengan spesifikasi hardware seperti no.2 maupun routerboard , bahkan bisa digunakan sekaligus sebagai AP (pemancar WiFi) dengan tambahan kartu WLAN pada Mobo)
- Untuk model PC router-Server Proxy bisa menggunakan distro2 linux besar tanpa GUI ataupun distro linux khusus router seperti vyatta ataupun mikrotik RouterOS
- Untuk model Server Proxy-Operator bisa menggunakan OS distro linux desktop maupun MS Windows.
contoh di atas adalah PC dengan kemampuan sebagai router dan server proxy, sekaligus AP (Pemancar WiFi)

- Untuk Router+proxy yang menggunakan routerboard bisa menggunakan router siap pakai seperti routerboard mikrotik.
kelebihan menggunakan routerboard adalah konsumsi power yang rendah dibanding dengan PC router dan bentuk yang kecil hingga mudah untuk mobile (berpindah tempat), dan relatif lebih stabil. Dalam beberapa kasus jika PC router digunakan sekaligus AP seringkali terjadi hang.
- Untuk Operator bisa menggunakan PC ataupun Notebook dengan OS linux desktop, MS Windows, dll.


contoh di atas adalah routerboard LAN (sebagai router maupun router-proxy)

4. Router+Server Proxy+PC Operator
- Untuk router bisa menggunakan PC router maupun routerboard seperti model no.3
- Untuk Server Proxy menggunakan PC  bisa menggunakan OS distro linux dengan software web-proxy
- Untuk Operator bisa menggunakan PC ataupun Notebook dengan OS linux desktop, MS Windows, dll.

untuk melayani klien dalam jumlah relatif besar saya cenderung merekomendasikan model 3 ataupun 4 untuk server


Perangkat Wireless

Tower/Menara

Tower dipergunakan untuk memasang perangkat WLAN untuk melingkupi kawasan yang lebih luas dibanding dalam ruangan (indoor). Tinggi dan jenis tower disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tujuan yang hendak dicapai dengan pembangunan RT/Rw-net, dilengkapi dengan penangkal petir.


contoh salah satu jenis tower (triangle) yang sering digunakan untuk memasang perangkat WLAN

Radio Wireless Access Point (Pemancar)
Perkembangan terakhir sekarang ini, sudah ada produk radio-radio outdoor yang harganya bersaing dengan harga radio-radio indoor, walaupun tidak banyak, namun lebih ekonomis dan praktis digunakan di sisi server sebagai AP maupun di sisi klien sebagai station.

Sebagian dari radio-radio AP indoor maupun outdoor bisa juga berfungsi sebagai router, bisa digunakan di sisi server maupun klien, tergantung kebutuhannya, namun lebih baik fitur2 router tidak digunakan bila melayani klien yang relatif banyak, agar dikhususkan hanya sebagai transmitter dan receiver agar radio tersebut tidak bekerja terlalu berat. Sedangkan fungsi router dikerjakan oleh PC router maupun routerboard di server.

Radio Wireless LAN (WLAN) di sisi server/klien

1. Model Radio WLAN indoor


contoh Radio WLAN AP, Radio WLAN AP-Router dan Radio USB WLAN model indoor

2. Model Radio WLAN outdoor



contoh Radio WLAN model outdoor

3. Model kombinasi Radio WLAN indoor+outdoor

- MoBo PC WLAN
Adalah motherboard PC yang berfungsi menjadi AP maupun router dengan menambah slot PCI dengan kartu PCI WLAN atau mini PCI WLAN, direkomendasikan menggunakan OS kernel linux khusus router seperti mikrotik, vyatta, maupun distro2 linux besar yang lain. Bisa digunakan indoor maupun outdoor dengan tambahan box pelindung, dan umumnya menggunakan pigtail dari radio PCI/mini PCI ke antena external high gain.


contoh motherboard PC berfungsi sebagai AP-Router menggunakan kartu PCI/mini PCI WLAN


contoh Radio PCI WLAN dan mini PCI WLAN

- Routerboard WLAN
Adalah motherboard mini yang khusus untuk berfungsi sebagai router maupun AP dengan menambah mini PCI WLAN.
menggunakan OS mikrotik maupun OS linux khusus router-WLAN, seperti open wrt, dll. Bisa digunakan indoor maupun outdoor ditambah dengan box pelindung,dan umumnya menggunakan pigtail dari radio mini PCI ke antena external high gain.


contoh routerboard dengan mini PCI WLAN untuk indoor dan outdoor

- Radio WLAN indoor untuk outdoor
Adalah Radio WLAN indoor yang dipergunakan untuk outdoor dengan menambah box pelindung agar terhindar dari hujan dan panas. Biasanya menggunakan tambahan antena external untuk memperkuat gain sinyal radio,dan umumnya menggunakan pigtail dari radio WLAN ke antena external high gain.


contoh Radio WLAN indoor+box pelindung untuk outdoor dan antena external tambahan

Pada prinsipnya radio WLAN indoor/outdoor, routerboard WLAN maupun MoBo PC WLAN memiliki kesamaan fungsi yaitu sebagai AP WLAN atau AP-Router WLAN, hanya beda bungkus, kemasan dan kemampuan serta tentu saja harga Nyengir


isi dari Radio WLAN indoor (model USB) dan Radio WLAN outdoor.

Selain itu untuk Radio WLAN indoor, routerboard WLAN, atau MoBo PC WLAN yang dipergunakan untuk AP Outdoor lebih baik menggunakan antena external dengan gain yang besar, sedangkan Radio WLAN outdoor biasanya sudah termasuk built-in antena di dalamnya walaupun sebagian produk menambah fitur untuk bisa ditambahkan antena external tambahan.
Penerapan Perangkat Wireless di Server/klien

Ada beberapa model penerapan WiFi WLAN sebagai AP di server (pemancar) dan station di klien (penerima) dengan menggunakan Radio WLAN indoor/outdoor, MOBO PC/Routerboard WLAN

Sebagai AP di Server (pemancar)


1. Radio WLAN outdoor
Biasanya menggunakan Radio WLAN dengan jenis antena built-in maupun external dengan model omnidirectional dengan sudut pancaran 360°, model sectoral dengan sudut pancaran 20°-180° ataupun grid/parabolic (termasuk kategori model sectoral). Jangkauan antena sectoral umumnya lebih jauh dari antena omnidirectional.


contoh antena external high gain omnidirectional, sectoral dan grid parabolic


contoh beberapa radio WLAN outdoor built-in antena dipasang di tower untuk mencover area 360°

Dengan beberapa Radio WLAN outdoor dengan built-in antena sectoral 20°-180° derajat dibutuhkan beberapa buah untuk menjangkau wilayah 360°. misalnya jika sudut pancaran radio WLAN sekitar 60°, maka diperlukan 6 buah Radio WLAN yang mengelilingi tower untuk mencover wilayah 360°.

2. Radio WLAN indoor + Antena external high gain
Radio WLAN indoor biasanya dilengkapi dengan antena standard jenis omnidirectional (360°) dengan gain kecil, bisa saja antena ini tetap digunakan jika Radio WLAN digunakan untuk outdoor namun jangkauannya tidak terlalu jauh, maka antena ini perlu diganti dengan antena external high gain yang secara fisik jauh lebih besar.


contoh radio WLAN indoor dalam box outdoor menggunakan antena omnidirectional maupun antena sectoral

Radio WLAN indoor dibungkus box outdoor dan antena external high gain omnidirectional maupun sectoral kemampuannya sudah cukup seperti Radio WLAN outdoor. Jika menggunakan antena jenis omnidirectional hanya dibutuhkan 1 buah Radio WLAN + box Outdoor untuk mencover 360°. Jika menggunakan antena sectoral 120°, maka dibutuhkan 3 buah radio WLAN+box outdoor+ antena sectoral 120° untuk mengkover wilayah 360°.

3. MOBO PC/Routerboard WLAN + Antenna external high gain
MoBo PC umumnya memiliki beberapa slot PCI yang bisa dipasang radio PCI/mini PCI WLAN, sedangkan routerboard memiliki 1-3 slot mini PCI WLAN, jadi sebuah MoBo PC/routerboard bisa dipasang beberapa radio PCI WLAN yang masing-masing radio PCI/mini PCI WLAN tersebut dihubungkan dengan antena external.


contoh MOBO PC/Routerboard WLAN+box outdoor+antena external high gain sudah cukup mampu melayani banyak klien

Sehingga kalau kita ingin menggunakan 3 buah antena sectoral 120° untuk mengcover wilayah 360° maka kita butuh sebuah MOBO PC/Routerboard dengan 3 buah radio PCI/mini PCI WLAN di dalamnya, yang masing-masing radio WLAN tersebut terhubung ke antena sectoral 120°.  Atau jika kita hanya menggunakan 1 buah radio PCI/mini PCI WLAN dalam sebuah MOBO PC/Routerboard untuk mencover wilayah 360° maka dibutuhkan sebuah antena external high gain omnidirectional.

Perangkat-perangkat di atas bisa digunakan di sisi server maupun klien namun pada umumnya di sisi server sebagai AP untuk kebutuhan p2p (point to point) bisa menggunakan Radio WLAN outdoor, radio WLAN indoor + antena sectoral/Grid parabolic ataupun MOBO PC/Routerboard+antena Sectoral/grid parabolic.
Sedangkan AP untuk kebutuhan P2MP (Point to multi point) biasa menggunakan radio WLAN outdoor, radio wlan indoor+antena omnidirectional/sectoral ataupun MOBO PC/routerboard +antena omnidirectional/sectoral.


Perangkat Wireless di sisi klien (penerima)

Sama seperti perangkat wireless di sisi server, di sisi klien perangkat radio WLAN indoor/outdoor, MOBO PC/Routerboard WLAN bisa dipakai di sisi klien, namun lebih bervariatif dalam menggunakan antena external untuk outdoor. Umumnya di sisi klien menggunakan antena jenis omnidirectional dengan gain kecil maupun antena sectoral yang sangat bervariasi.

berikut ini adalah contoh-contoh penggunaan Radio WLAN di sisi klien.

1. PC, Notebook/Laptop dengan radio WLAN (WiFi) built-in
Biasa dipergunakan untuk klien hotspot dalam ruangan atau wilayah yang jaraknya terbatas <100m dari radio WLAN AP (pemancar WiFi).



2. Radio WLAN indoor dengan antena standard gain kecil.
Dipergunakan juga dalam ruangan maupun outdoor ditambah dengan box pelindung. Jarak jangkauan <500m dari radio WLAN AP.



3. Radio WLAN indoor+box+antena external high gain
Dipergunakan untuk kebutuhan outdoor, dipasang di tiang dengan antena tambahan seperti antena yagi, antena kaleng, antena wajanbolic, antena sectoral grid, parabolic, dll. Biasa dipergunakan untuk jangkauan sekitar 500m hingga 5km dari radio AP.


contoh antena tambahan external model antena yagi


contoh radio WLAN indoor+box+antena yagi dan radio USB WLAN+antena wajanbolic


contoh model antena kaleng+USB WLAN


contoh model radio WLAN indoor+box+antena kaleng


contoh model radio WLAN indoor+box+antena wajanbolic


contoh model radio WLAN indoor+box+antena grid parabolic


4. Radio WLAN outdoor
Dipergunakan disisi klien umumnya untuk jarak yang jauh dari AP di atas 1 km atau untuk kebutuhan P2P (point to point)



5. MOBO PC/Routerboard WLAN+box+antena external high gain
Umumnya sama seperti Radio WLAN outdoor, digunakan di sisi klien untuk jarak yang jauh dari AP di atas 1 km atau untuk kebutuhan P2P.



RT/RW-Net yang akan kita bangun tentu memerlukan koneksi internet melalui ISP (Penyedia Jasa Internet).

Melalui media apa saja?
Saat sekarang ini sudah banyak provider-provider yang menyediakan untuk layanan akses internet, contoh telkom speedy via telpon ADSl, telkomsel flash/smart/im2 via 3G/3.5/HSDPA, firstmedia via Cable TV, begitu juga ISP-ISP lain via WLAN WiFi, VSAT (satelit) dll.

Disini saya hanya memberi sedikit contoh saja koneksi internet ke ISP untuk jaringan RT/RW-Net:

- Via Modem/Router ADSL


contoh modem/router ADSL (LAN)


contoh modem/router WiFi ADSL (LAN-WLAN)


contoh implementasi modem/router ADSL dengan LAN dan WLAN (WiFi)

Topografi sederhana untuk jaringan RT/RW-Net kita sebagai berikut:


Internet----->|modem/router ADSL|----->|switch|-------|LAN (klien)|
                                           |
                                           -----------|PC/Laptop Operator|

Di mana internet berasal dari ISP yang menawarkan jasa internet via DSL/ADSL.


- Via Modem+Router 3G/3.5G/HSDPA



contoh modem 3G/3.5G/HSDPA


contoh router 3G/3.5G/HSDPA


contoh implementasi modem+router 3G/3.5G dengan LAN dan WLAN (WiFi)

Topografi sederhana untuk jaringan RT/RW-Net kita sebagai berikut:

Internet----->|modem 3G/3.5G|----|Router 3G/3.5G--LAN-WLAN|----->|switch|------->|LAN (klien)|
                                                                    |
                                                                    ----------->|PC/Laptop Operator|

Di mana internet berasal dari ISP yang menawarkan jasa internet via 3G/3.5/HSDPA.


- Via P2P (point to point) Radio WLAN WiFi



contoh implementasi P2P/PTP dari ISP WiFi ke klien.

Topografi sederhana untuk jaringan RT/RW-Net kita sebagai berikut:

Internet----->|Radio WLAN (klien)|------>|Router LAN-WLAN|----->|switch|-------|LAN (klien)|
                                                                          |
                                                                          -----------|PC/Laptop Operator|

Di mana internet berasal dari ISP yang menawarkan jasa internet via WLAN WiFi.

Ketiga contoh topografi sederhana di atas yang bisa kita gunakan untuk klien RT/RW-net kita, seperti contoh gambar di atas dimana modem/router ADSL, modem+router 3G/3.5 maupun radio+router WiFi adalah router utama jaringan RT/RW-net kita, namun model seperti itu kurang powerful, kecuali jika hanya untuk kebutuhan indoor di mana melayani klien yang relatif sedikit jumlahnya, misalnya WARNET dengan klien 10 PC. Sedangkan untuk RT/RW-net dengan klien yang relatif banyak dan jangkauan wilayahnya se RT/RW-Net bahkan mungkin bisa sekelurahan. Harus dibutuhkan sebuah router yang powerful atau cukup mumpuni. Router yang bisa kita gunakan adalah PC router atau Routerboard yang terinstall OS khusus aplikasi router seperti Mikrotik RouterOS, Vyatta, Open-Wrt (ketiganya menggunakan kernel linux) atau distro2 linux lainnya. Hal sudah dijelaskan pada awal-awal bahasan ini.

Jadi topografi sederhana yang lebih baik untuk jaringan RT/RW-Net kita sebagai berikut:

Internet----->|modem ADSl/router 3G/radio wifi|---->|PC Router/Routerboard|----->|switch|------->|LAN (klien)|
                                                                                                    |
                                                                                                    ----------->|PC/Laptop Operator|



contoh topologi 2 buah koneksi internet ke Server-AP RT/RW-Net

Koneksi ke beberapa ISP sekaligus.

Kadangkala kita butuh jaringan internet tidak hanya melalui 1 ISP, tapi ke beberapa ISP sekaligus, bisa jadi sebagai koneksi cadangan, apabila sewaktu-waktu koneksi internet dari ISP utama sedang bermasalah atau mengalami gangguan.
Model topografi koneksi seperti ini adalah seperti contoh gambar sebelum tulisan ini di atas.



Dari gambar tersebut terlihat 2 buah koneksi ke ISP, 1 koneksi ke ISP melalui radio WiFi, 1 koneksi lagi melalui modem/router ADSL. Kedua koneksi ini masuk ke PC router/routerboard mikrotik, sebagai router utama di server RT/RW-Net tersebut.

Disinilah terlihat fungsi dan kemampuan router utama tersebut, dimana router ini berfungsi sebagai managemen bandwith, multiple gateway ke beberapa ISP, dan fungsi2 lain, yang tidak bisa dilakukan modem/router biasa. Oleh karenanya router utama ini menggunakan PC router/Routerboard yang sudah terinstall OS dengan kernel khusus aplikasi router seperti mikrotik, vyatta dan distro linux lainnya yang kemampuannya cukup mumpuni untuk tugas router-server seperti ini.

Contoh lain misalnya kita juga ingin menggunakan 4 buah ISP dengan media yang berbeda-beda;
1. ISP via ADSL
2. ISP via Radio WLAN (WiFi)
3. ISP via 3G/3.5G/HSDPA
4. ISP via TV Cable


contoh koneksi cable tv modem ke router-AP


contoh koneksi modem 3G/3.5G/HSDPA ke Routerboard

Contoh topografi sederhananya adalah seperti berikut:

Internet----->|modem ADSL|------->-------------------|
Internet----->|modem 3G/3.5G|------>-------------|   |
Internet----->|modem TV Cable|-------->----|      |   |
Internet----->|radio WiFi|------------>|PC Router/Routerboard|----->|switch|------->|LAN (klien)|
                                                                     |
                                                                     |----------->|PC/Laptop Operator|

Keempat buah koneksi dengan media yang berbeda bisa masuk sekaligus ke PC router/Routerboard, jadi paling tidak dibutuhkan 3 buah kartu jaringan (LAN card) dan 1 slot slot USB sebagai input ke router utama.

Oke setelah kita sudah mengetahui apa2 saja untuk membangun sebuah RT/Rw-net di sisi server maupun klien, kita masuk ke simulasi pembangunan sebuah RT/RW-net.

Pertama2 kita butuh tujuan pembangunan RT/RW-net ini. Secara garis besar ada 2 atau 3 pilihan:
1. Profit
2. Non profit
3. Profit dan non profit
Great

Simulasi yang kita pakai pertama adalah untuk tujuan Profit.
Contoh: saya akan membangun usaha RT/RW-Net termasuk cafe Hotspot di dalam sebuah ruko tingkat 2 dengan area sekitar ruko saya adalah kumpulan beberapa komplek kelas menengah ke atas.

Maka kita menghitung budgetnya sesuai keinginan kita.
1. Lantai 1 adalah cafe/ restoran/rumah makan sederhana dengan fasilitas hotspot. Pelanggan cafe resto bisa masuk area cafe sambil surfing internet gratis bagi yang membawa notebook/laptop.
2. Lantai 2 adalah sebagai ruangan admin-staf ruko untuk RT/RW-net.
3. Atap ruko akan dipasang tower setinggi 30m, untuk memasang AP untuk pelanggan-pelanggan home personal dalam radius 3km, dengan model pembayaran pasca bayar unlimited perbulan dan juga voucher prabayar dengan quota waktu (jam).
4. Internet via ADSL dan radio WiFi

catatan: Simulasi Peralatan dan biaya yang akan kita hitung diluar pembuatan RT/RW-Net seperti modal peralatan cafe restoran.

1. Tower triangle 6 stick @5m Rp. 1.000.000,- s/d 1.500.000,- (biaya ada yang sudah termasuk penangkal petir, ada juga yang belum) total Rp. 6.000.000,-

2. Sebuah AP untuk hotspot di lantai 1, AP di tower untuk menjangkau wilayah radius 3km. Maka yang saya butuhkan:
- 1 Radio AP WiFi indoor kelas menengah Rp. 600.000,- (sudah termasuk POE=alat untuk menumpangkan arus listrik dari adaptor radio wifi ke dalam kabel LAN)
- Beberapa radio WiFi AP di tower untuk mengkover wilayah 360° dalam radius 3km. Untuk contoh ini saya memilih menggunakan 6 buah Radio WiFi outdoor built-in antena dengan sudut pancaran 60° di ketinggian tower 25-30m untuk menjangkau jarak radius 3km. @radio wifi outdoor: Rp.950.000,- x 6 = 5.700.000,-
- 1 buah radio wifi indoor+box+antena external high gain omnidirectional 360° di ketinggian tower 10-20m untuk menjangkau jarak radius 1km. Radio wifi indoor (Rp.550.000,-)+box(100.000,-)+antena(Rp.700.000,-)= Rp. 1.350.000,-
Semua radio AP untuk kebutuhan P2MP/PTMP (Point to multi point)

3. 1 buah PC router/Routerboard sebagai router-server dengan OS mikrotik/linux Rp. 1.300.000,-
4. 1 buah PC sebagai admin/operator Rp. 2.500.000,-
5. 1 buah switch 16 port Rp.700.000,-
6. 1 gulungan rol kabel LAN 300m Rp. 1.000.000,-
7. 1 box RJ-45 isi 50 buah Rp.80.000,-
8. 1 buah modem/router ADSL Rp. 300.000,-


contoh radio wlan AP di ketinggian tower 20-30m untuk jangkauan radius 3km.


contoh radio wlan AP yang di pasang ketinggian tower 10-20m untuk jangkauan radius 1km.


contoh radio wlan AP untuk hotspot indoor

maka total budget untuk perangkat RT/RW-Net di sisi server:
- Rp. 6.000.000,-
- Rp. 600.000,-
- Rp. 5.700.000,-
- Rp. 1.350.000,-
- Rp. 1.300.000,-
- Rp. 2.500.000,-
- Rp. 700.000,-
- Rp. 1.000.000,-
- Rp. 80.000,-
- Rp. 300.000,-
-------------------+
Rp. 19.530.000,-

Ditambah dengan biaya aktivasi 2 ISP dari media ADSL dan radio WiFi, untuk internet dengan media perangkat radio wifi untuk koneksi ke ISP biasanya dipinjamkan selama berlangganan.

Kalo budgetnya kemahalan ya coba diedit2 sendiri, terutama penggunaan jumlah dan model radio AP. karena disini menggunakan 8 buah AP Nyengir

Model topografi server RT/RW-Net sederhana dari kasus di atas seperti berikut:

Kode:
Internet----->|radio WiFi|----------|
                                    |
Internet----->|modem ADSL|----->|Router|-----|switch|-------|8 radio WiFi AP|
                                                 |
                                                 |----------|LAN (PC/laptop Admin|

dengan topografi diatas PC/laptop admin-operator bisa meremote router maupun radio WLAN untuk mengubah settingan di dalamnya.

Sedangkan untuk budget diklien:
1. Untuk klien hotspot maka hanya perlu membawa notebook-laptop dengan radio WiFi built-in ke cafe dilantai 1 sambil pesen makanan+minuman klo g ada ya beli notebooknya dulu klo paling murah barunya sekitar 3,5 juta rupiah... Nyengir juga

2. Untuk klien hotspot/home personal unlimited pasca bayar maupun voucher prabayar untuk jarak hingga 1km, memerlukan sebuah pc/laptop+LAN card atau slot USB, kabel LAN secukupnya, ditambah perangkat WiFi outdoor, dengan beberapa pilihan:
- USB WLAN+box atau Radio WLAN+box (dengan antena standard gain kecil)
- USB WLAN+antena kaleng/wajanbolic/yagi
- Radio WLAN indoor+box+antena kaleng/wajanbolic/yagi/grid/parabolic
- Radio WLAN outdoor
Budget sekitar Rp. 300.000,- hingga Rp. 1.500.000,-

3. Untuk klien hotspot/home personal unlimited pasca bayar maupun voucher prabayar untuk jarak 1km hingga 3km, memerlukan sebuah pc/laptop+LAN Card atau slot USB, kabel LAN secukupnya, ditambah perangkat WiFi outdoor, dengan beberapa pilihan:
- Radio WLAN outdoor
- USB WLAN+box+antena grid/parabolic
- Radio WLAN indoor+box+antena grid/parabolic
Budget sekitar Rp. 1.000.000,- hingga Rp. 2.500.000,-

Contoh Simulasi kedua sebenarnya tidak berbeda jauh dengan simulasi di atas, hanya kasusnya kali ini pembangunan RT/RW-Net untuk tujuan non profit atau non profit+profit Great

Misalnya kasus seperti ini:
Saya baru lulus kuliah blom punya pengalaman kerja diperusahaan, namun selama ini saya sering main ke tempat seorang teman yang punya usaha warnet dengan koneksi ke ISP dengan radio WiFi. dari situ saya mulai belajar jaringan LAN dan WLAN. Maka timbul pikiran gimana dengan skill ini saya bisa menawarkan jasa dengan membuat proposal, mungkin lumayan hasilnya untuk biaya hidup + modal untuk nikah Nyengir

Usaha ini mencapai hasilnya ketua RT/RW setempat meminta bantuan agar saya merancang pembangunan RT/RW-Net gotong-royong swadaya beberapa donatur warga untuk warga RT/RW setempat dengan kedudukan server dan tower di Kantor RW setempat, dengan jangkauan wilayah sekitar radius 1km untuk WLAN, dan untuk jangkauan radius <100m menggunakan kabel LAN. Karena posisi tower RT/W-net berada di posisi masih dalam kota, maka koneksi ke internet broadband via ADSL sudah bisa dinikmati di wilayah ini, oleh karena itu digunkanlah dua line telepon untuk koneksi internet broadband via ADSL supya bisa disharing ke warga setempat. Untuk sementara waktu jumlah klien wireless yang kan dipasang sekitar 15 orang.
(maaf kebanyakan ceritanya) Malu

Maka RT/RW-net yang hendak kita bangun:

1. Tower 20-25m untuk memasang AP untuk menjangkau radius wilayah 1km (sekitar wilayah RT/RW setempat)
2. Butuh AP untuk mencover wilayah radius 1 km dan dengan kabel LAN untuk jarak rumah2 yang <100m dari server. Akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan:
- 1 buah AP outdoor di ketinggian 15-20m untuk menjangkau radius 1km.
- 1 buah AP indoor di dalam kantor RW (tempat server) sebagai free hotspot warga RT/RW setempat jangkauan radius <50m.

Dengan budget seperti berikut:

1. Tower triangle 5 stick @5m Rp. 1.000.000,- s/d 1.500.000,- (biaya ada yang sudah termasuk penangkal petir, ada juga yang belum) total Rp. 5.000.000,-

2. Sebuah AP untuk hotspot di kantor RW, AP di tower untuk menjangkau wilayah radius 1km. Maka yang saya butuhkan:
- 1 Radio AP WiFi indoor kelas menengah Rp. 600.000,- (sudah termasuk POE=alat untuk menumpangkan arus listrik dari adaptor radio wifi ke dalam kabel LAN)
- 1 buah radio wifi outdoor/indoor+box+antena external high gain omnidirectional 360° di ketinggian tower 15-20m untuk menjangkau jarak radius 1km. Radio wifi (Rp.550.000,-) +antena(Rp.700.000,-)= Rp. 1.250.000,-
Semua radio AP untuk kebutuhan P2MP/PTMP (Point to multi point)

3. 1 buah PC router/Routerboard sebagai router-server dengan OS mikrotik/linux Rp. 1.300.000,-
4. 1 buah PC sebagai admin/operator Rp. 2.500.000,-
5. 2 buah switch 16 port @Rp.700.000,- x 2 = Rp. 1.400.000,-
6. 1 gulungan rol kabel LAN 300m Rp. 1.000.000,-
7. 1 box RJ-45 isi 50 buah Rp.80.000,-
8. 2 buah modem/router ADSL @Rp. 300.000,- x 2 = Rp. 600.000,-


maka total budget untuk perangkat RT/RW-Net di sisi server:
- Rp. 5.000.000,-
- Rp. 600.000,-
- Rp. 1.250.000,-
- Rp. 1.300.000,-
- Rp. 2.500.000,-
- Rp. 1.400.000,-
- Rp. 1.000.000,-
- Rp. 80.000,-
- Rp. 600.000,-
-------------------+
Rp. 13.730.000,-

Ditambah dengan biaya aktivasi ISP, 2 buah line internet via media ADSL.


contoh AP dengan radio WiFi outdoor+antena external high gain omnidirectional

Model topografi server RT/RW-Net sederhana dari kasus di atas seperti berikut:

Kode:
Internet----->|modem ADSL1|----------|
                                     |
Internet----->|modem ADSL2|----->|Router|-----|switch1|-------|2 radio WiFi AP|
                                     |            |---------|PC/Laptop Admin|
                                     |                   
                                     |--------|switch2|-------|LAN (klien|
     
dengan topografi diatas PC/laptop admin-operator bisa meremote router maupun radio WLAN untuk mengubah settingan di dalamnya.

Sedangkan untuk budget diklien sama seperti kasus simulasi pertama:
1. Untuk klien hotspot maka hanya perlu membawa notebook-laptop dengan radio WiFi built-in ke kantor RW dan sekitarnya, klo g ada ya beli notebooknya dulu klo paling murah barunya sekitar 3,5 juta rupiah... Nyengir juga

2. Untuk klien hotspot/home personal unlimited untuk jarak hingga 1km, memerlukan sebuah pc/laptop+LAN card atau slot USB, kabel LAN secukupnya, ditambah perangkat WiFi outdoor, dengan beberapa pilihan:
- USB WLAN+box atau Radio WLAN+box (dengan antena standard gain kecil)
- USB WLAN+antena kaleng/wajanbolic/yagi
- Radio WLAN indoor+box+antena kaleng/wajanbolic/yagi/grid/parabolic
- Radio WLAN outdoor
Budget sekitar Rp. 300.000,- hingga Rp. 1.500.000,-

setelah proyek RT/RW-net gotong-royong ini selesai, si pengangguran akhirnya diminta pengurus RT/RW setempat untuk beberapa bulan ke depan menjadi admin server RT/RW-net dan diberikan upah atau gaji secukupnya Great.
Akhirnya dengan mata berbinar-binar say pun menyanggupinya, semoga RT/RW-net gotong-royong ini makin maju ke depannya.
(end of fiction)

Memperluas jangkauan RT/RW-Net

Sekarang mari kita sedikit bercerita tentang perkembangan RT/RW-Net yang sudah dibangun dari contoh simulasi pembangunan RT/RW-Net sebelumnya.

Kisah babak baru dimulai...
Sudah setahun RT/RW-Net yang saya diberi tanggung jawab sebagai admin server RT/RW-Net gotong-royong warga setempat. Sekarang saya ditemani 2 teknisi yang standby di Kantor RW (ruang Server) yang bertugas untuk maintanance dan technical support bagi para warga pelanggan RT/RW-net ini, mereka berdua lulusan SMK teknik dan SMA yang pada saat perekrutan teknisi RT/RW-net untuk mendampingi saya, masih pengangguran karena untuk melanjutkan ke jenjang PT mereka tidak memiliki biaya, oleh karenanya ketika pengurus RT/RW menginkan saya ditemani, saya mengajukan 2 orang ini yang merupakan rekomendasi teman saya. Upah saya akhirnya ikut naik juga hee hee

Suatu hari pengurus RT/RW warga setempat memberitahukan saya ada beberapa warga kelurahan tetangga sebelah yang menginginkan koneksi murah sharing internet dari RT/RW-net di sini. Jarak dengan kelurahan sebelah sekitar 2-4 km dari BTS server RT/RW-net, dan wilayah berada diluar pusat kota, termasuk wilayah pinggiran kota atau sub-urban sehingga koneksi internet broadband sangat minim. Dan saya diminta untuk membuat proyek koneksi sharing internet broadband ke warga kelurahan sebelah terlaksana.

Belum seminggu proyek ini terlaksana pengurus RT/RW setempat mendapat permohonan bantuan dari pengurus RW dari kelurahan "Maumaju", Agar bisa memfalitasi untuk koneksi internet broadband ke wilayah mereka yang berada di luar kota sekitar 8-9km arah selatan dari BTS RT/RW-Net gotong-royong warga sini. Selain itu mereka juga ingin agar salah satu sekolah yang terbaik di daerah mereka mendapatkan juga koneksi internet untuk Lab komputernya dan pekerjaan administrasi lainnya, karena jika menggunakan berlangganan internet dengan perangkat VSAT (satelit) relatif lebih mahal, maklum wilayah kelurahan ini termasuk rural area jadi jarang ada infrastruktur ISP besar yang sudah masuk menawarkan koneksi internet broadband yang relatif murah untuk bisa diandalkan. Jarak sekolah ini sekitar 11km lebih ke selatan dari BTS Rt/RW-net ini.

Akhirnya tugas saya bertambah, mengerjakan proyek dengan tujuan:
1. Menambah jangkauan wilayah untuk koneksi internet sebagian warga kelurahan sebelah yang berjarak 2-4km
2. Memberikan koneksi internet warga kelurahan "Maumaju" di luar kota yang berjarak 8-9km
3. Memberikan koneksi internet ke sebuah sekolah di kelurahan "Maumaju" yang berjarak sekitar 11km (berada di Wilayah kelurahan "Maumaju")
4. Menambah bandwidth internet broadband untuk koneksi di kelurahan "Maumaju" di luar kota.

Untuk penyelesaian di atas saya menawarkan sebuah solusi.
1. Untuk menjangkau wilayah kelurahan tetangga saya mengajukan untuk menambah beberapa AP baru.
2. Untuk menjangkau wilayah kelurahan "Maumaju" di luar kota saya mengajukan untuk menambah 1 BTS dengan beberapa AP di wilayah kel. "maumaju untuk sharing bandwidth ke warga sekitar. (membuat tower BTS "Maumaju")
3. Untuk koneksi ke sekolah cukup sebuah radio WLAN P2P dengan BTS "Maumaju"sebagai AP dan sebuah radio WLAN di di gedung sekolah sebagai klien.
4. Menambah bandwith dari 2 ISP baru.


contoh implementasi WLAN P2P/PTP dan P2MP/PTMP


contoh implementasi WLAN P2P/PTP

Simulasi teknis dan biaya

Mari kita simulasikan dari segi teknis dan perhitungan biayanya. Saya mengajukan sebagai berikut:

1. Untuk memperluas jangkauan P2MP RT/RW-net ke wilayah kelurahan tetangga yang berjarak 2-4km
a) menambah sebuah routerboard dengan 3 radio AP mini PCI WLAN+antena external sectoral 120° kelas menengah dipasang di tower dengan ketinggian 20-25m.
- 1 buah Routerboard + 3 buah radio mini PCI WLAN Rp. 3.000.000,- (dengan OS mikrotik)
- 3 buah antena sectoral 120° kelas menengah @Rp. 800.000,- x 3= Rp. 2.400.000,-
b) menambah sebuah AP untuk P2P ke BTS baru kelurahan "Maumaju" jarak 7-8km
- 1 buah radio AP WLAN indoor/outdoor Rp. 950.000,-
- 1 buah antena grid/parabolic Rp. 450.000,-
Total biaya: Rp. 6.800.000,-

2. Untuk menjangkau wilayah kelurahan "Maumaju" di luar kota saya mengajukan untuk menambah 1 BTS sebagai Repeater/remote (tanpa server baru) dengan beberapa AP di kelurahan "maumaju" dengan jarak 9km.
- Tower triangle untuk BTS dengan tinggi 25m @5m Rp. 1.000.000,- x 5= Rp. 5.000.000,-
Memasang 3 buah AP radio WLAN indoor/outdoor+antena external sectoral high gain 120° untuk jarak hingga 5km wilayah kelurahan "Maumaju" untuk sharing dengan klien warga sekitarnya.
- 3 buah radio WLAN outdoor @Rp. 600.000,- x 3= Rp.1.800.000,- (sudah termasuk POE)
- 3 buah antena external sectoral 120° high gain @ Rp. 1.200.000,- x 3= Rp. 3.600.000,-
- 1 rol kabel LAN 300m Rp. 1.000.000,-
- 1 switch 8 port Rp. 350.000,-
- 1 box Rj-45 isi 50 Rp. 80.000,-
- 1 buah PC admin/operator (optional)
- 1 buah radio WLAN outdoor untuk P2P ke sekolah Rp. 950.000,-
Total Biaya: Rp. 12.780.000,- (tidak termasuk PC admin)

3. Untuk koneksi dari sekolah ke BTS "Maumaju" dengan jarak 2km cukup sebuah radio WLAN outdoor untuk P2P.
- 1 buah Radio WLAN outdoor Rp. 950.000,-
- 1 buah cable router/PC router untuk sekedar sharing internet di LAB komputer Rp. 500.000- Rp. 1.000.000,-
- Kabel LAN secukupnya (dari stok kabel di BTS "maumaju")
Total biaya: Rp. 1.950.000,-


contoh koneksi WiFi P2P dengan 2 buah BTS. 1 titik sebagai server utama, 1 titik lagi sebagai remote/repeater (tidak ada server)

4. Menambah bandwith baru dari 2 ISP. Saya mengajukan koneksi line utama ISP via WiFi dan koneksi cadangan/tambahan dari koneksi internet via modem 3.5G/HSDPA.

Dari simulasi di atas, BTS RT/RW-net gotong-royong merupakan server-router utama, sedangkan 1 BTS di kelurahan "Maumaju" hanya sebatas remote/repeater AP, tidak menggunakan server-router baru. Jadi untuk sementara settingan koneksi klien dari AP BTS "maumaju" diremote dari server-router RT/RW-net gotong-royong, begitu pula pengelolaaan bandwidth tetap dilakukan di router utama. Hal ini untuk memudahkan pengawasan karena bisa jadi kita belum punya SDM yang bisa langsung ditempatkan di BTS baru untuk menggunakan server-router sendiri, dikarenakan juga bandwidth berasal dari RT/RW-net gotong-royong. Mungkin suatu saat nanti BTS "maumaju" memiliki server sendiri, untuk sementara cukup 1-2 orang teknisi ditempatkan di BTS "maumaju". Happy
Nyengir

Skema Simulasi Memperluas Jangkauan RT/RW-Net


gambar di atas adalah skema model simulasi terakhir

Dari skema simulasi terakhir bisa kita lihat dan rangkum dari cara untuk memperluas jangkauan Rt/Rw-net;
1. Untuk P2MP bisa dengan AP WiFi dengan antena high gain (sectoral), jangkauan idealnya hingga 3km maksimal sekitar 5km
2. Untuk jarak klien lebih dari 5km maka lebih baik dengan model P2P, dengan AP dengan antena high gain (sectoral) seperti grid/parabolic atau radio WLAN outdoor antena built-in high gain. Umumnya sudut pancaran antena untuk P2P jarak jauh < 45°.
3. Untuk mengkoneksi klien dengan jarak lebih dari 5km umumnya diperlukan sebuah tower atau kalau perlu membangun BTS Repeater baru agar sinyal radio WLAN bisa diterima dengan baik (LOS) dan bandwidth internet bisa disebar lagi ke wilayah sekitarnya.
3. BTS yang berfungsi sebagai Repeater hanya sekedar memperpanjang AP dari server BTS utama. Seluruh radio AP di BTS repeater termasuk juga radio WLAN klien yang terhubung ke BTS Repeater ini umumnya bisa diremote dari PC admin/Operator di BTS Server.
4. Manajemen bandwidth internet dan pemberian IP address klien yang terhubung ke BTS repeater tetap berada sepenuhnya di BTS server utama.
5. 4 buah line koneksi internet dari BTS utama ke ISP dengan media yang berbeda-beda bisa digunakan bersamaan sekaligus untuk mensharing bandwidth internet ke semua klien lewat PC router.
6. Idealnya sebuah RT/RW-Net cukuplah untuk sekedar melingkupi wilayah untuk radius 1km-5km, disamping agar biaya perawatan BTS dan di klien tidak besar dan mudah aksesnya, dibalik itu semua juga ada semangat untuk berbagi dengan masyarakat untuk mendirikan BTS rt/rw-net di lingkungannya sendiri dan menyalurkan di wilayahnya masing-masing untuk mempercepat akses internet broadband dari wilayah urban ke suburban hingga ke wilayah rural.

Jaringan Super RT/RW-Net

Apa sih sih jaringan Super RT/RW-net itu? Yang pasti bukan RT/RW-net yang dikendalikan oleh admin Superman atau superhero lainnya hee hee
Sebenarnya ini hanya istilah saya untuk menggambarkan kemampuan sebuah RT/RW-Net dalam hal jangkauan  operasional dan pusat dari sebuah jaringan yang besar atau bisalah kita sebut WAN (Wide Area Network) didorong dengan semangat gotong-royong. Nyengir juga

Jadi begini, kita langsung bermain dengan contoh simulasi saja biar mudah. Misalkan saya mendapatkan proyek untuk membangun sebuah BTS RT/RW-net di kecamatan Bekasi Selatan termasuk dalam wilayah kota Bekasi. Rencananya apabila BTS RT/Rw-Net berhasil dengan baik, maka kemungkinan BTS RT/RW-net ini akan menjadi pusat bandwidth internet broadband yang akan disalurkan melalui beberapa titik ke luar kota, dari kota bekasi menuju Karawang. Hal ini dikarena titik-titik yang akan disebar ini merupakan wilayah sub-urban dan rural yang koneksi akses internet broadband masih belum memadai infrastruktunya. Ada 3 buah titik yang akan disalurkan bandwidth internet rencana akan dibangun server untuk masing2 titik. Jarak titik pertama 12km dari BTS RT/RW-Net di kota Bekasi. Titik 2 berjarak 10km dari titik 1, sedangkan titik terakhir berjarak hingga 15km dari titik 2 di wilayah Karawang.

Maka saya merancang sebuah model topografi sederhana dari BTS RT/RW-Net dan BTS-BTS di ketiga titik sebaran tersebut.


contoh model topografi BTS RT/RW-Net.

Dari model topografi di atas, skenarionya adalah BTS-RT/RW-Net di kota Bekasi adalah sebagai pusat server bandwidth internet broadband, karena di wilayah ini mudah saja menemukan provider yang menawarkan akses internet broadband dengan media yang beraneka ragam seprti via ADSL, WiFi, TV Kabel, 3G/3.5G/HSDPA, dan yang lainnya. Namun tidak dengan wilayah yang akan dibangun BTS-BTS repeater. Bandwidth internet ini akan disebar ke 3 titik BTS yang menuju wilayah Karawang.
Sedangkan untuk model 3 titik BTS yang akan disalurkan bandwith memiliki model sebagai berikut:



contoh model topografi 3 titik BTS yang akan disebar.

Dari model topografi di atas, skenarionya BTS-BTS ini akan saling bersambung sebagai Repeater untuk menyalurkan bandwidth internet dari dari wilayah perkotaan hingga ke wilayah daerah kabupaten yang tidak terlalu padat penduduknya. Setiap BTS diberikan kemandirian untuk memilik server masing-masing untuk mensharing kebutuhan bandwidth internet di wilayahnya masing-masing. Sebagai tambahan akan lebih baik jika tiap-tiap BTS memiliki koneksi internet cadangan yang apabila sumber dari BTS di Bekasi bermasalah.

Untuk pembahasan biaya masing perangkat untuk tiap-tiap BTS, rekan-rekan bisa melihat simulasi-simulasi sebelumnya sebagai refernsi. Untuk sekarang kita akan melihat bagaimana kita bisa memanajemen sumber bandwidth internet yang besar dari berbagai media yang disalurkan dari ISP (sisi hardware tentunya).

Router Load Balancer

Apa itu Router Load Balancer? Adalah router yang mempunyai fitur "load balancing". Prinsip sederhanya yaitu menggabungkan bandwidth dari beberapa gateway WAN (internet) untuk bisa disalurkan ke gateway keluaran LAN. Fitur ini biasanya sekaligus melakukan fungsi "fail over", arti sederhana fitur ini yaitu apabila ada gateway dari jalur WAN yang terputus, maka gateway dari jalur WAN yang lain akan tetap berfungsi menyalurkan bandwidth internet ke LAN (tetap routing ke gateway WAN yang aktif).

Mengapa kita perlu Router Load Balancer ini?
KLo kita lihat model topografi simulasi RT/RW-net dalam kasus ini, terlihat bahwa BTS di bekasi sebagai sentral bandwidth internet dari banyak gateway... tentu saja perlu penanganan khusus untuk mengatur bandwidth-bandwidth ini agar lebih mudah untuk menyalurkannya ke BTS-BTS lain, dan tentu saja juga berpengaruh pada kecepatan akses internet. Apalagi jika sewaktu-waktu ada 1 atau beberapa gateway internet tiba-tiba putus, tentu sebagai admin akan agak kerepotan, jika harus mengganti secara manual gateway-gateway internet ke klien kita.

Umumnya ada dua jenis model Router Load Balancer yang bisa kita gunakan.

1. Router Load Balancer Built-in
Router jenis ini adalah router buatan pabrikan yang di mana hardwarenya sudah terisi dengan firmware (software) yang siap untuk digunakan, dan tersedia dengan berbagai merk.



contoh model-model Router Load Balancer built-in

Harga router built-in ini sekitar mulai dari di atas 1 juta rupiah hingga ada yang mencapai 6 juta bahkan bisa jadi ada yang lebih dari itu. surprise
Umumnya slot untuk ethernet (LAN Card) untuk WAN 2-4 slot, ada juga yang ditambah dengan slot USB dan lain-lain.


2. PC Router Load Balancer

Ya, terlihat dari istilah namanya model router ini, untuk menunjukkan bahwa Router Load Balancer ini adalah sebuah PC yang di install dengan OS yang memiliki fungsi khusus dan fitur-fitur yang lengkap untuk berfungsi sebagai Router Load Balancer. Contoh OS yang sering digunakan belakangan ini adalah Mikrotik RouterOS, Vyatta (termasuk distro turunan linux) maupun distro-distro linux yang lain.

Harga PC Router ini tentu bisa lebih murah dari jenis Router Load Balancer yang pertama, dengan menggunakan PC model lama sekelas PIII yang diinstall dengan OS khusus router seperti Mikrotik RouterOS, Vyatta atau yang lain, tentu relatif lebih murah namun kemampuannya tidak murahan karena bisa setara dengan model Router Load Balancer Built-in.


dengan MOBO PC+OS khusus Router kemampuannya bisa setara bahkan bisa lebih baik dari Router Built-in.

Dengan PC Router Load Balancing kita juga mampu menggabungkan bandwidth internet dengan berbagai macam media, seperti ADSL, 3G/3.5G/HSDPA, Cable TV, WiFi dan lain-lain.
Itulah sekilas tentang Router Load Balancer, sedangkan apabila rekan-rekan ingin melihat contoh bagaimana distro-disro OS untuk menghasilkan fungsi load balancer bisa coba mampir2 kesini Nyengir

Load Balancing dengan Mikrotik
Load Balancing dengan Vyatta
Load Balancing dengan Ubuntu Linux


contoh besar bandwidth dari ISP dengan teknologi 3.5G (normal tanpa load balancing)


contoh hasil load balancing dari beberapa gateway internet dari ISP dengan media ADSL

Dari besar bandwdith di atas, coba anda bayangkan berapa besar bandwdith maksimum yang bisa dihasilkan dengan load balancing dari banyak gateway internet dari simulasi ini untuk disebar kepelosok. GreatNyengir juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar