Seach

RS Majalaya Kewalahan Terima Pasien Peminum Obat Anti Kaki Gajah

BANDUNG - Warga yang menderita karena efek samping obat anti kaki gajah terus berdatangan ke Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Hingga semalam, sudah lebih dari 645 pasien yang dirawat jalan maupun inap sejak Selasa lalu. "Saat ini yang dirawat inap 34 orang," kata Kepala Instalasi Gawat Darurat RS Majalaya Rustam Pane Effendi Sinaga, Jumat (13/11).

Menurut dia, tim medis yang bertugas di IGD sampai kewalahan menangani pasien. "Bukan lembur lagi, ada yang tidak pulang selama dua hari," katanya. Di rumah sakit itu  dokter jaga saat pagi hari hanya 7 orang dan 3 dokter di bagian sore. Sedangkan jumlah perawat ada 20 orang.

Untuk menambah tenaga dokter, katanya, sulit dilakukan karena semua sudah memiliki tugas masing- masing. Pihaknya pun tidak meminta bantuan tambahan dokter dari rumah sakit lain. "Nggak bisa karena harus menambah anggaran," dalihnya.

Pasien yang datang, ujar Rustam, kebanyakan hanya ditangani dalam hitungan jam. Setelah kondisinya membaik, pasien sudah bisa kembali pulang. Selain diinfus, pasien juga diberi obat penurun asam lambung, atau demam. Seluruhnya dibebaskan biaya.

Pasca pengobatan massal pemberantasan penyakit kaki gajah di Kabupaten Bandung yang serentak dimulai 10 November lalu, ratusan warga datang bergelombang ke sejumlah rumah sakit. Mereka umumnya mengeluhkan pusing, mual, dan muntah karena efek samping obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dan Albendazol yang diberikan kader kesehatan. Dari 31 kecamatan dengan sasaran peminum obat sebanyak 2,7 orang, jumlah pasien di RS Majalaya lebih banyak dibanding RS Soreang, Bina Sehat, atau AMC.

Dari catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, kecamatan Majalaya termasuk salah satu dari 15 daerah endemis penyakit kaki gajah. Dari hasil sampel tusuk jari, jumlah cacing filariasis dalam 1 cc darah warga mencapai 200 ekor. Angka itu merupakan yang tertinggi dibanding kecamatan lain. "Karena itu kasusnya paling banyak di Majalaya," ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dr. Suhardiman.

Melihat kondisi itu, Dinas Kesehatan Jawa Barat menyatakan kasus pengobatan kaki gajah itu sebagai kejadian luar biasa. Sedangkan untuk kasus dugaan kematian 8 orang akibat meminum obat itu, tim masih menyelidikinya di lapangan. "Apakah kasusnya betul? Karena ini sebenarnya untuk obat cacing," ujarnya.

baca : http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/11/14/brk,20091114-208311,id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar