Seach

Meluncur ke Antariksa; Indonesia Bisa!

Kalau Amerika Serikat punya NASA, Indonesia punya LAPAN ­(Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Beragam teknologi roket dan satelit telah dikembangkan oleh lembaga yang telah ­berdiri sejak tahun 1963 ini.
lapan1
Prestasi terbaru yang ditorehkan oleh LAPAN adalah peluncuran roket RX 420 di Stasiun Peluncuran Roket di Pamengpeuk, Garut, Jawa Barat pada 2 Juni 2009. Asal Anda tahu, roket tersebut bukan yang pertama dan sukses diluncurkan LAPAN. Sebelumnya, sudah ada banyak roket ­LAPAN lainnya yang terbang ke angkasa.
Sejak didirikan pada 27 November 1963, LAPAN sudah mengembangkan banyak roket. Di antaranya telah berhasil diluncurkan, seperti roket RX 70, RX 80, RX 100, RKX 100, RX 150, RX 122, RX 250, RX 320, dan RX 420. Masing-masing roket ini memiliki ukuran dan spesifikasi yang berbeda. Yang terkecil adalah RX 70 dengan diameter 70 mm dan jarak jangkau 7 km. Sementara roket yang terbesar—hingga saat ini—adalah RX 420 yang memiliki dia­meter 420 mm, panjang 6200 mm, serta jangkauan terbang hingga 101 km.
LAPAN memang tengah gencar me­ngembangkan teknologinya. Saat ini, lembaga ini tengah mengembangkan roket RX 530 yang rencananya akan digunakan sebagai motor pendorong roket pengorbit satelit (RPS). Sesuai namanya, roket ini memiliki diameter 530 mm. Panjangnya 8800 mm, berat luncurnya 2420 kg, dan jarak jangkaunya sekitar 200-320 km. Rencananya, RX 530 akan diuji statis dan diuji terbang pada tahun 2010.

Juga menggarap satelit

Selain mengembangkan roket, LAPAN juga fokus mengembangkan satelit. Lembaga ini sebenarnya sudah mulai melakukan penelitian dan pengembangan satelit sejak pertengahan 1970. Namun, satelit pertama yang benar-benar dikembangkan oleh ­LAPAN, bekerja sama dengan Technical University of Berlin (TU Berlin), Jerman, adalah Tubsat. Satelit ini diluncurkan ­dari Satish Dhawan Space Center, Sriharikota, India, pada 10 Januari 2007.
“Tubsat dibangun di Berlin, Jerman, oleh ahli-ahli Indonesia, dengan supervisi para ahli dari Jerman,” kata Kepala LAPAN, Adi Sadewo Salatun. Satelit penginderaan jauh yang dilengkapi de­ngan kamera video berwarna ini membawa misi pengamatan bumi, yakni untuk memantau dan memberikan informasi me­ngenai sumber daya alam dan lingkungan Indonesia. Satelit mikro pertama yang dimiliki LAPAN ini diletakkan pada orbit polar. Artinya, dia berputar dari kutub ke kutub. Karena itulah, Tubsat hanya mampu mengitari wilayah Indonesia sebanyak empat kali dalam sehari.
Sekarang, LAPAN tengah fokus dengan pengembangan satelit kembarnya, Twinsat, yang rencananya bakal diluncurkan pada kuartal kedua 2011. Twinsat terdiri atas satelit LAPAN-A2 dan LAPAN-ORARI (LAPAN-A3). Kedua satelit ini disebut sebagai satelit kembar karena dibuat dengan bus satelit yang sama—meskipun misi dan muatan keduanya berbeda.
LAPAN-A2  Satelit ini memiliki misi pengamatan permukaan bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar